Pemegang saham Electronic Arts (EA) resmi menyetujui rencana akuisisi senilai US$55 miliar oleh Public Investment Fund (PIF) Arab Saudi, menjadikan salah satu raksasa industri game dunia itu sebagai perusahaan privat. Kesepakatan ini pertama kali diumumkan pada 29 September 2025 dan kini mendapat lampu hijau dalam rapat pemegang saham pada Senin, 22 Desember 2025, seperti dilaporkan Bloomberg.
Dengan persetujuan ini, setiap lembar saham EA kini dihargai US$210, menandai salah satu transaksi terbesar dalam sejarah industri video game global.
Konsorsium Investor dan Skema Akuisisi EA
Selain PIF Arab Saudi, akuisisi ini juga melibatkan Silver Lake, firma private equity ternama, serta Affinity Partners, perusahaan investasi milik Jared Kushner. Dalam skema buyout tersebut, EA akan mengadopsi utang baru sebesar US$20 miliar untuk membantu mendanai proses pengambilalihan.
Menurut laporan The Wall Street Journal awal Desember lalu, PIF diperkirakan akan menguasai hingga 93,4% saham EA setelah transaksi ini rampung, menjadikannya pemegang kendali utama perusahaan.
Langkah ini akan membawa EA keluar dari bursa dan beroperasi sebagai perusahaan privat, meski tetap mempertahankan struktur bisnis intinya.

CEO EA: Perusahaan Tetap Berjalan Seperti Biasa
Menanggapi kekhawatiran internal, CEO EA Andrew Wilson sebelumnya telah meyakinkan para karyawan bahwa perusahaan akan “tetap tidak berubah” setelah akuisisi. Ia menegaskan bahwa konsorsium investor yang terlibat “percaya pada orang-orang kami, kepemimpinan kami, dan visi jangka panjang yang sedang kami bangun bersama.”
Pernyataan ini dimaksudkan untuk meredam kekhawatiran soal potensi perubahan arah bisnis dan budaya kerja EA pasca pengambilalihan.
Penolakan dari Pekerja dan Sorotan Politisi AS
Meski disetujui pemegang saham, akuisisi ini tidak lepas dari kontroversi. Pada Oktober 2025, serikat pekerja United Videogame Workers-CWA mengeluarkan pernyataan protes, menyebut bahwa kesepakatan tersebut akan “semakin memusatkan kekuasaan dan kekayaan di tangan segelintir pihak, tanpa menjawab kekhawatiran para pemain dan pekerja.”
Sorotan juga datang dari ranah politik Amerika Serikat. Senator Elizabeth Warren dan Richard Blumenthal mengirim surat kepada Andrew Wilson dan Menteri Keuangan AS Scott Bessent, memperingatkan risiko pengaruh dari pemerintah otoriter.
Dalam surat tersebut, mereka mempertanyakan bagaimana EA dapat tetap beroperasi secara independen dari pengaruh pemerintah Arab Saudi, yang dinilai memiliki rekam jejak dalam menggunakan teknologi untuk menekan kritik, melakukan kampanye pengaruh terselubung, dan membatasi kebebasan berekspresi.
Akuisisi EA dan Dampaknya bagi Industri Game Global
Akuisisi EA oleh PIF dipandang sebagai langkah strategis Arab Saudi dalam memperluas investasinya di industri hiburan dan game global. Sebelumnya, PIF juga telah menanamkan modal besar di berbagai perusahaan game ternama dunia.
Bagi EA sendiri, yang dikenal lewat franchise besar seperti FIFA/EA Sports FC, Battlefield, The Sims, dan Apex Legends, perubahan status menjadi perusahaan privat bisa membuka ruang fleksibilitas lebih besar dalam pengambilan keputusan bisnis, meski tetap berada di bawah sorotan publik.
Ke depan, industri akan mencermati apakah kepemilikan baru ini benar-benar membawa stabilitas dan pertumbuhan, atau justru memicu tantangan baru bagi salah satu publisher terbesar di dunia.