Kota Chengdu, Tiongkok, kini bersiap menjadi pusat gemuruh komunitas esports global lewat penyelenggaraan acara unik bertajuk LoL Carnival. Acara ini berlangsung dari 4 hingga 9 November 2025, tepat jelang puncak kejuaraan dunia League of Legends. Acara ini digelar di beberapa titik strategis, seperti kawasan pejalan kaki Chunxi Road dan Yinshi Plaza di jantung kota Chengdu.
Acara ini hadir sebagai bentuk evolusi dari Fan Fest tradisional dan disiapkan oleh Riot Games dengan konsep yang lebih immersif. Esports, budaya jalanan lokal, dan semangat kreatif Chengdu saling bercampur menjadi satu persembahan mingguan bagi para penggemar. Rangkaian aktivitas terdiri dari delapan zona interaktif hingga dua belas aktivasi mitra brand besar.
Di antara zona menarik yang bisa dikunjungi adalah Legends Avenue, area bertemu pemain profesional dari region LPL maupun internasional. Ada juga We Are the League Zone, tantangan berbasis komunitas, serta TFT Teahouse untuk penggemar mode strategis. Para pengunjung dapat memperoleh League Identity Card dan mengumpulkan empat cap lokasi untuk ditukar tiket cenderamata LoL Carnival.
Mulai 7 hingga 9 November, total 12 mitra akan membuka aktivasi, mulai dari demonstrasi produk hingga merchandise edisi terbatas. Contohnya, Mercedes-Benz memamerkan CLA Art Piece terinspirasi dari Summoner’s Cup, dan OPPO menawarkan pengalaman seri Find X9. Puncaknya akan terasa pada 9 November, saat live broadcasting Final Worlds 2025 akan ditayangkan di sejumlah titik LoL Carnival.
Kembalinya turnamen ke Tiongkok semakin menegaskan posisi Asia sebagai jantung kompetisi global League of Legends. Keberadaan LoL Carnival menjadi wadah resmi bagi penggemar lokal dan internasional untuk merayakan dan merasakan suasana puncak esports tahun ini. Bagi pengunjung, disarankan datang lebih awal untuk menikmati zona interaktif dan menyimpan League Identity Card sebagai tiket memperoleh hadiah eksklusif.
LoL Carnival di Chengdu menjanjikan satu pengalaman esports yang tidak sekadar menonton turnamen, tapi benar-benar hidup sebagai festival budaya digital.
