Tim CS2 Vitality resmi mengakhiri paceklik gelar mereka dengan kemenangan telak 3-0 atas Falcons di grand final ESL Pro League Season 22. Gelar ini menjadi trofi kedelapan mereka sepanjang tahun 2025, sekaligus penebusan setelah empat bulan tanpa gelar sejak kemenangan terakhir di BLAST.tv Austin Major.
ESL Pro League Season 22: Dominasi Penuh Vitality
Kemenangan Vitality tak lepas dari performa luar biasa Shahar “flameZ” Shushan. Pemain asal Israel itu tampil sebagai bintang utama dengan meraih penghargaan Player of the Map di dua peta pertama: Inferno dan Train.
Di Inferno, flameZ membuka jalur kemenangan dengan quad-kill di site B, lalu melanjutkan dengan triple kill di ronde 2-3, clutch 1v2 yang mengejutkan, dan triple kill pistol di skor 6-6. Momentum terus berlanjut di Train, di mana ia memimpin babak CT dengan 16 kill dan beberapa entry penting di site B.
Meski di Dust2 perannya sedikit berkurang karena performa solid dari William “mezii” Merriman, flameZ tetap menutup laga dengan clutch 1v2 dan empat kill pembuka yang memastikan kemenangan bersih 3-0 untuk Vitality.
Konsistensi Berbuah Gelar, Target 10 Trofi Semakin Dekat
Vitality sempat diragukan di awal musim setelah gagal meraih gelar dalam empat turnamen berturut-turut, termasuk kekalahan tipis dari G2 di final BLAST London. Namun, tiga kali finish di posisi empat besar menunjukkan konsistensi mereka, dan akhirnya membuahkan hasil di ESL Pro League Season 22.
“Kami sudah bekerja keras dan sangat ingin kembali mengangkat trofi,” ujar kapten Dan “apEX” Madesclaire dalam wawancara pasca pertandingan di siaran ESL.
apEX sebelumnya menargetkan 10 trofi tahun ini untuk menyamai rekor Astralis di tahun 2018. Dengan delapan gelar sudah dikantongi, Vitality kini tinggal dua langkah lagi menuju sejarah, dengan IEM Chengdu, BLAST Rivals S2, dan StarLadder Budapest Major masih menanti.
