Riot Games akhirnya buka suara terkait tuduhan kecurangan dan praktik match-fixing di skena Tier 2 VALORANT Amerika Utara. Setelah serangkaian klaim serius dari Sean “sgares” Gares, General Manager Shopify Rebellion, Riot memastikan bahwa tidak ditemukan bukti valid terkait manipulasi pertandingan ataupun keterlibatan pihak internal.
Investigasi ini dilakukan menyusul video pernyataan dari sgares yang menyebut telah menemukan indikasi “jaringan judi bawah tanah” yang terlibat dalam skena VALORANT NA Challengers. Ia bahkan menyebut ekosistem tersebut “busuk hingga ke akarnya,” meski tidak menyebut nama pemain secara spesifik. Menurutnya, tekanan finansial membuat beberapa pelaku esports menjadi nekat dan rentan terhadap praktik curang.
Hasil Investigasi Bersama IBIA, GRID, dan Sportradar
Pada 30 Juli 2025, Riot merilis pernyataan resmi yang membantah klaim tersebut. Dengan menggandeng International Betting Integrity Association (IBIA), serta mitra integritas seperti GRID dan Sportradar, Riot menjalankan investigasi multi-lapis.
Tim internal Riot, termasuk divisi Anti-Cheat dan Competitive Operations, meninjau ulang gameplay pertandingan yang dipertanyakan, termasuk duel antara Blue Otter dan Shopify Rebellion. Hasilnya, tidak ditemukan aktivitas mencurigakan dari segi gameplay maupun teknis.
Selain itu, mitra integritas Riot juga menelusuri aktivitas pasar taruhan selama NA Challengers League Stage 1 dan 2. Bahkan tangkapan layar slip taruhan yang sempat viral di media sosial turut dianalisis, namun tidak mengarah pada pola yang abnormal.
Klarifikasi atas Tuduhan Keterlibatan Internal
Isu makin panas setelah beredar klaim yang menyebut keterlibatan seorang karyawan Riot dalam skandal match-fixing. Dalam pernyataan resminya, Riot menegaskan bahwa tidak ada informasi atau bukti kredibel yang mendukung klaim tersebut, meski telah dilakukan berbagai upaya untuk mengumpulkan data.
Komitmen Riot terhadap Integritas Esports
Riot menutup pernyataannya dengan menekankan pentingnya peran whistleblower dalam menjaga integritas dan akuntabilitas di dunia esports. Mereka mendorong semua pihak yang terlibat agar melaporkan kecurangan atau pelanggaran dengan itikad baik.
Meski hasil investigasi menyatakan "tidak cukup bukti", Riot Games tetap berkomitmen untuk memantau skena kompetitif VALORANT secara aktif, mengingat tekanan ekonomi di Tier 2 berpotensi menciptakan ruang bagi tindakan tidak etis.