Organisasi esports asal Inggris, Fnatic, baru-baru ini memperkenalkan inisiatif baru untuk mempererat hubungan dengan para penggemarnya. Inisiatif tersebut adalah jaringan klub penggemar resmi bernama Fnatic Fan Association (FFA). Langkah strategis ini bertujuan memperkuat ekosistem komunitas global Fnatic dengan memberi ruang bagi penggemar di seluruh dunia agar terlibat secara langsung.
Fnatic membuka kesempatan bagi para fans untuk mendaftarkan diri sebagai anggota FFA dan memperoleh berbagai manfaat. Manfaatnya termasuk kesempatan muncul nama di situs resmi Fnatic, akses eksklusif ke anggota organisasi, hingga kesempatan berpartisipasi dalam survei yang memengaruhi kebijakan internal Fnatic.
Menariknya, FFA tidak hanya berupa keanggotaan individu, melainkan berupa jaringan klub fandom lokal yang diinisiasi oleh para penggemar itu sendiri. Syarat pembentukan klub lokal cukup terbuka: harus memiliki minimal 30 anggota dan menyediakan saluran komunikasi melalui Discord untuk mengelola aktivitas internal. Setiap klub lokal akan menunjuk struktur pengurus sendiri, seperti Chairman dan Secretary, yang berfungsi sebagai penghubung resmi komunitas lokal dengan Fnatic.
Lewat mekanisme tersebut, para anggota FFA bisa bersama-sama mengatur berbagai kegiatan komunitas—baik secara daring maupun tatap muka. Contoh kegiatannya termasuk menyelenggarakan nonton bareng (watch parties) pertandingan atau menjalankan turnamen komunitas internal. Visi yang diusung oleh Fnatic adalah agar “setiap penggemar Fnatic, di mana pun dia berada, merasa bagian dari sesuatu yang lebih besar”—yaitu komunitas global yang aktif dan aman.
Fenomena ini mencerminkan tren yang lebih luas dalam industri esports, di mana hubungan antara organisasi dan komunitas penggemar kini semakin terstruktur. Organisasi lain seperti Karmine Corp di Eropa juga memiliki klub penggemar besar yang sukses membangun loyalty dan engagement. Dengan program FFA, Fnatic memperkuat posisinya di tengah persaingan engagement komunitas global.
Bagi penggemar Fnatic di Indonesia dan Asia Tenggara, langkah ini membuka peluang baru untuk berkumpul dalam komunitas lokal yang resmi. Mereka juga kini memiliki akses untuk menyuarakan aspirasi komunitas lokal ke level organisasi global. Dengan demikian, FFA dapat menjadi jembatan antara penggemar dan dunia esports profesional yang semakin interaktif dan inklusif.
Peluncuran Fnatic Fan Association ini menegaskan era “fan as stakeholder” dalam dunia esports: penggemar tidak hanya menjadi audiens, tetapi turut menjadi bagian aktif dari perjalanan organisasi yang mereka dukung.
