Dalam perjalanan panjang esports, dua nama selalu muncul ketika berbicara tentang legenda sejati: Johnathan “Fatal1ty” Wendel dan Lee “Faker” Sang-hyeok. Keduanya memiliki prestasi luar biasa, mendominasi game yang mereka geluti, serta menjadi simbol kejayaan kompetitif di zamannya.
Namun, popularitas keduanya memiliki perbedaan besar, di mana Fatal1ty diingat sebagai pionir yang membuka jalan, sementara Faker menjadi ikon global yang identik dengan esports modern.
Konteks Zaman yang Berbeda Jauh
Jawabannya terletak pada konteks zaman. Fatal1ty mendominasi kompetisi pada era ketika esports masih berjuang mendapatkan panggungnya. Saat ia menjadi juara antara akhir 1990-an hingga pertengahan 2000-an, dunia belum memiliki platform besar seperti Twitch atau YouTube Gaming.
Tidak ada gelombang streaming, tidak ada penonton jutaan, dan tidak ada infrastruktur liga profesional yang terorganisasi seperti saat ini. Kompetisi FPS 1v1 seperti Quake atau Painkiller memang fenomenal di komunitasnya, tetapi tidak pernah mencapai skala global seperti League of Legends yang dimainkan Faker.
Sebaliknya, Faker lahir di era di mana esports telah berkembang menjadi industri raksasa. Sejak debut pada 2013, Faker bermain dalam ekosistem League of Legends yang memiliki struktur liga jelas, sistem kompetisi internasional yang konsisten, serta basis penggemar global yang masif. Setiap penampilan Faker dilihat jutaan penonton dari berbagai negara.
Konsistensi dan Format Kompetisi
Selain itu, karier panjang Faker menjadi faktor penentu. Ia tetap berada di level tertinggi selama lebih dari satu dekade, memenangkan enam gelar World Championship, dan mempertahankan statusnya sebagai pemain inti T1. Konsistensi seperti ini membuatnya bukan sekadar legenda, melainkan simbol global esports modern.
Sebaliknya, Fatal1ty hanya aktif sekitar tujuh tahun sebelum fokus pada brand perangkat keras gaming-nya. Perbedaan format kompetisi juga menjadi alasan lain. Fatal1ty bersinar di game 1v1 yang intens dan teknikal, tetapi genre itu kini kehilangan sorotan seiring berkembangnya game team-based seperti League of Legends dan Valorant.
Esports tim mendorong fandom yang lebih besar karena melibatkan organisasi besar seperti T1, yang berperan besar dalam membangun citra Faker sebagai wajah esports global.
Pada akhirnya, perbandingan Fatal1ty dan Faker adalah tentang bagaimana dunia melihat dan mengingat mereka. Fatal1ty adalah GOAT era pionir yang menciptakan fondasi, sementara Faker adalah GOAT era modern yang tumbuh bersama industri dan membawanya mencapai popularitas yang belum pernah terjadi sebelumnya di era streaming.