Bagi RRQ, malam 12 Oktober 2025 bukan sekadar pertandingan, melainkan pertaruhan harga diri. Menghadapi Dewa United, tim yang sempat menaklukkan mereka dengan skor telak di pertemuan sebelumnya, RRQ datang dengan misi balas dendam dan penyelamatan musim. Hasil akhirnya: 2–0 untuk RRQ—kemenangan yang terasa lebih manis daripada sekadar angka di papan klasemen.
Disiplin yang Membuahkan Kemenangan
Pertandingan di hari itu berlangsung dalam atmosfer tegang.
Game 1 berjalan hati-hati. Meskipun Dewa United (diperkuat Muezza, Octa, Reyy, Maybee, dan Qinn) sempat berusaha mendominasi objective awal, RRQ punya jawaban. Rotasi cepat dan koordinasi apik dari Rinz dan Dyrenn mulai membalikkan keadaan. Pertarungan sengit berlanjut hingga menit ke-19, saat RRQ akhirnya menutup game dengan kontrol penuh atas map.
Game 2 menunjukkan narasi yang berbeda, di mana RRQ memegang kendali sejak awal. Ferxiic, yang sempat dikritik karena inkonsistensi, tampil tajam dan percaya diri. Bersama Idok dan Toyy, mereka mengunci permainan Dewa dengan tekanan map yang rapi. Ketika base Dewa United akhirnya hancur di menit ke-16, RRQ berdiri dengan ekspresi lega—tanda bahwa mereka masih hidup dan punya nyala untuk bersaing di musim ini.
Momentum Kebangkitan Sang Raja
Kemenangan ini menjadi semacam “penebusan” bagi RRQ yang sempat berada di titik nadir setelah kekalahan beruntun. Jika pada pertemuan pertama mereka tampak kehilangan arah, kali ini RRQ bermain dengan disiplin dan ketenangan yang berbeda. Mereka tampak kembali mengenal satu sama lain, seolah trust yang sempat hilang kini mulai tumbuh lagi.
Andika “Khezcute” Djojo, pelatih RRQ, menekankan pentingnya kemenangan ini sebagai dorongan mental tim.
“Untuk waktu dalam seminggu, ya semua tim pasti pengen Playoff, kita juga,” ujar Khezcute. “Tapi buat kita, ini bukan cuma soal hasil. Harusnya ini udah jadi bounce back-nya tim. Momentum ini penting banget biar bisa tenang dan confident buat minggu depan.”
Khezcute mengakui pekerjaan rumah di sektor strategi masih banyak, terutama karena tim-tim lain kini bermain tanpa beban. Namun, ia percaya kemenangan ini bisa mengembalikan moral tim.
Menuju Pertandingan Penentuan
Kini, RRQ hanya punya satu laga tersisa—menghadapi TLID, tim yang tengah berada di zona abu-abu klasemen. Sebuah pertandingan yang bisa menjadi pemisah antara surga dan jurang: Playoff atau pulang lebih cepat.
Bagi RRQ, duel itu bukan hanya soal strategi dan mekanik, melainkan soal mentalitas—bagaimana mereka menjaga api yang baru saja menyala agar tidak kembali padam.
Kemenangan atas Dewa United adalah pernyataan: bahwa RRQ belum selesai. Jika momentum kebangkitan ini terus dijaga, bukan tidak mungkin, Raja dari Segala Raja akan kembali berdiri di atas panggung Playoff—bukan sebagai legenda masa lalu, melainkan sebagai kisah baru kebangkitan.
Apakah RRQ akan berhasil mengamankan tempat di Playoff di laga terakhir mereka?