Pengurus Besar Esports Indonesia (PB ESI) resmi kembali menggelar Liga Esports Nasional 2025 yang berlangsung pada 23 Juli hingga 29 November. Edisi tahun ini hadir dengan format baru yang lebih inklusif, memberikan kesempatan setara bagi seluruh tim di Indonesia.
Struktur Kompetisi Inklusif
Berbeda dengan tahun sebelumnya, Liga Esports Nasional 2025 tidak menghadirkan babak kualifikasi untuk tim profesional. Ini berarti semua tim yang mendaftar memiliki peluang yang sama untuk bersaing di panggung nasional. Gloria Famiella, Wakil Ketua Bidang Kompetisi PB ESI, menyatakan bahwa liga ini adalah simbol keseriusan dalam membangun ekosistem kompetisi yang terstruktur dan berkelanjutan.
Kompetisi dibagi dalam tiga divisi, dimulai dari Liga 3, dilanjutkan dengan Liga 2, dan ditutup oleh Liga 1 sebagai level tertinggi. Sebanyak 12 tim akan berlaga di Liga 1, termasuk dua tim promosi dari Liga 2. Azwin Nugraha, Head of Marketing Garudaku, menjelaskan bahwa fokus utama mereka dimulai dari Liga 3, untuk benar-benar menjaring talenta dari akar rumput demi regenerasi atlet muda.
Fokus pada Mobile Legends dan Jadwal
Untuk tahun ini, hanya satu game yang dipertandingkan, yaitu Mobile Legends: Bang Bang (MLBB), yang dipilih karena basis komunitas dan minat tertinggi di Indonesia. Meskipun begitu, PB ESI menyatakan tetap membuka peluang untuk mengikutsertakan game lain di masa mendatang demi menjaga inklusivitas.
Pendaftaran Liga 3 dibuka mulai Rabu, 24 Juli, melalui dua jalur: tim dan solo, yang terbuka untuk umum. Dua tim terbaik dari masing-masing jalur akan promosi ke Liga 2, yang berlangsung pada 25 September–18 Oktober, diikuti total 18 tim. Selanjutnya, dua tim terbaik Liga 2 akan promosi ke Liga 1 yang digelar 31 Oktober–15 November, bersama 10 tim undangan.
Enam tim terbaik Liga 1 akan bertanding di babak playoff, yang menjadi puncak kompetisi pada 27–29 November 2025. Selain sebagai panggung kompetisi, Liga Esports Nasional juga menjadi sarana seleksi calon atlet pelatnas dan ruang scouting bagi tim profesional. PB ESI menargetkan pertumbuhan jumlah peserta sebanyak 10–15 persen dari tahun lalu, yang melibatkan lebih dari 26.000 atlet.