Hideaki Itsuno, kreator di balik sejumlah game ikonik Capcom seperti Devil May Cry dan Dragon’s Dogma, kini resmi memperkuat Lightspeed Studios Japan dengan membuka kantor baru di Osaka.
Yang membuat langkah ini semakin menarik adalah keputusannya untuk membawa serta “royalti” Capcom—penulis naskah, desainer karakter, hingga ilustrator legendaris yang pernah menggarap Street Fighter, Power Stone, hingga Darkstalkers. Dengan masuknya Toshihiro Nakagawa, Daigo Ikeno, dan Bengus, publik pun langsung berspekulasi: apa sebenarnya yang sedang dipersiapkan Itsuno?
Potensi Arah Kreatif dan Ambisi AAA
Jika melihat sejarah kolaborasi mereka, kombinasi Nakagawa dan Ikeno kerap melahirkan dunia penuh gaya (stylish action) dengan narasi yang memikat. Bengus, di sisi lain, punya gaya ilustrasi yang kuat membentuk identitas visual Street Fighter hingga Darkstalkers.
Kehadiran mereka membuka kemungkinan bahwa proyek Lightspeed Osaka akan tetap berada di ranah action stylish dengan karakter penuh karisma—ciri khas Itsuno. Menariknya, jarang ada studio Jepang yang berani mengembangkan AAA IP orisinal dari titik nol.
Fakta bahwa Tencent mempercayakan investasi besar pada Itsuno menunjukkan harapan lahirnya game yang bisa menyaingi skala global, mungkin bahkan menargetkan pasar barat dengan cita rasa Jepang yang kuat.
Dampak pada Industri dan Pertanyaan yang Belum Terjawab
Jika proyek ini sukses, Lightspeed Osaka bisa jadi contoh baru bahwa talenta veteran Jepang masih punya ruang besar di luar Capcom, Square Enix, atau Bandai Namco. Bisa saja kelak muncul tren “eksodus kreator veteran” yang mencari kebebasan kreatif di luar publisher besar.
Belum ada bocoran resmi soal genre atau platform, tapi pola rekam jejak Itsuno memberi indikasi kuat: action combat, narasi kuat, dan karakter memorable. Pertanyaannya, apakah ia akan tetap mengusung dunia fantasi ala Dragon’s Dogma, atau justru kembali ke arena urban gothic stylish ala Devil May Cry?
Dengan semua nama besar yang terlibat, proyek ini bisa jadi salah satu game paling ditunggu dari Jepang di era konsol saat ini. Spekulasinya: sebuah IP baru dengan DNA Devil May Cry, dikemas dalam skala AAA modern dengan dukungan dana Tencent.