Langkah Team Vitality di Honor of Kings World Cup (KWC) 2025 akhirnya terhenti di babak Playoffs, menyisakan rasa kecewa bagi komunitas esports Indonesia. Dalam laga yang digelar di Boulevard Riyadh City Arena, tim kebanggaan Tanah Air takluk 0–4 dari ThunderTalk Global, wakil kuat dari Tiongkok yang tampil nyaris tanpa cela.
Babak Playoffs: Harapan Terakhir Team Vitality yang Pupus
Setelah berhasil menyingkirkan Gen.G di Last Chance Stage, Team Vitality membawa satu-satunya harapan Indonesia ke fase Playoffs. Sayangnya, harapan itu runtuh saat menghadapi ThunderTalk Global. Meski sempat unggul tipis di early game tiap match, ZhanQ dan kawan-kawan menunjukkan dominasi map, momentum, dan objektif secara beruntun, memastikan kemenangan bersih tanpa balas.
Dengan hasil ini, Team Vitality menutup KWC 2025 di posisi 5–8 dan berhak atas hadiah USD 130.000 (± Rp2,1 miliar). Dua wakil Indonesia lainnya, Dominator Esports dan Kagendra, telah gugur lebih awal di Group Stage. Dominator sempat takluk dua kali dari Team Vitality, sementara Kagendra harus menyerah pada Twisted Minds di pertandingan penentuan.
Penampilan Indonesia di KWC 2025: Kegagalan dan Motivasi Baru
Tahun 2025 menjadi pengingat bahwa panggung internasional menuntut lebih dari sekadar talenta. Kehadiran tiga tim Indonesia—Team Vitality, Dominator Esports, dan Kagendra—menunjukkan potensi besar, tetapi juga menyoroti tantangan adaptasi gaya bermain dengan meta global.
Kegagalan mempertahankan wakil di babak lanjutan memberi dorongan baru bagi ekosistem Honor of Kings Indonesia untuk menata ulang strategi. Dengan turnamen seperti HOK Nation Clash (Malaysia), HOK International Championship (Filipina), dan HOK Challenger Cup (Tiongkok) yang menanti, Indonesia memiliki jalan untuk bangkit.
Menuju IKL Fall 2025: Membangun Kembali dari Rumah Sendiri
Sebelum menatap panggung global, tim-tim Indonesia akan berlaga di ajang domestik bergengsi: Indonesia Kings Laga (IKL) Fall 2025. Turnamen ini akan menjadi wadah penting untuk seleksi talenta, eksperimen gaya bermain, dan memperkuat identitas permainan lokal sebelum kembali bertarung secara global.
