“Kita Sudah Terlalu Jauh”: Mengapa LCS dan CBLOL Kembali, Setahun Setelah Eksperimen LTA
League of Legends

“Kita Sudah Terlalu Jauh”: Mengapa LCS dan CBLOL Kembali, Setahun Setelah Eksperimen LTA

Aldonov Danoza - Selasa, 30 September 2025
Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

Hanya butuh waktu singkat bagi Riot Games untuk menyadari bahwa proyek ambisius mereka, League of the Americas (LTA), tidak berjalan seperti harapan. Dan di 2026 nanti, dua liga legendaris League Championship Series (LCS) dan Campeonato Brasileiro de League of Legends (CBLOL) akan kembali berdiri sendiri, mengembalikan warna khas yang dirindukan para penggemar.

Melansir dari laman Esports Insider, pengumuman ini disampaikan langsung di panggung LTA Finals 2025 dan langsung disambut antusias oleh komunitas.

Dari Ambisi Besar ke Realita Pahit

Pada akhir 2024, Riot melebur Amerika Utara, Tengah, dan Selatan ke dalam satu payung liga bernama LTA. Visi besarnya adalah menciptakan model bisnis lebih berkelanjutan berbasis digital content sharing daripada sponsor, dan menggabungkan regional pride dengan cross-regional rivalry.

Riot ingin menekan biaya operasional, memperbaiki revenue stream, hingga menambah exposure tim kecil ke level kontinental. Namun, reality check yang didapatkan berbeda dengan rencana di atas kertas.

Fans Kehilangan Cerita Mereka

Antunes dari Riot Games mengakui bahwa mereka menciptakan format yang sulit diikuti, di mana penggemar kehilangan ritual khas liga mereka. Masalahnya bukan sekadar branding, tetapi fans kehilangan narasi panjang dari satu split penuh dan rivalitas klasik seperti TSM melawan Cloud9 atau paiN Gaming melawan INTZ.

Antunes menegaskan bahwa meskipun mereka tetap memakai nama LCS dan CBLOL di bawah LTA, masalahnya tetap ada karena fans membutuhkan pengalaman yang konsisten.

Format Internasional dan Tier 2

Keputusan ini mengembalikan format kualifikasi internasional ke baseline pra-LTA. LCS akan mendapatkan satu slot First Stand, dua slot MSI, dan tiga slot Worlds, sementara CBLOL akan mendapat satu slot untuk setiap turnamen internasional. Keputusan ini memang dianggap konservatif, namun Riot lebih memilih stabilitas sebelum membicarakan ekspansi slot.

Di sisi lain, Liga Latinoamérica (LLA) tidak kembali dalam bentuk lama, karena tim-tim LLA justru mendukung arah baru ini sebagai kesempatan memperkuat brand dan jalur yang lebih konsisten menuju panggung internasional.

Sebuah Pelajaran Penting untuk Riot

Eksperimen LTA menjadi cermin penting bahwa inovasi tanpa mempertahankan hubungan emosional fans memiliki risiko besar. Antunes pun mengakui kesalahan mereka dengan menyebutkan bahwa "we went too far" saat mencoba menggabungkan regional. Kini Riot memilih mendengar, bahkan berani mundur selangkah untuk memulihkan kepercayaan.

Kembalinya LCS dan CBLOL di 2026 lebih dari sekadar rollback; ini adalah reafirmasi bahwa fans tetap menjadi pusat ekosistem esports League of Legends. Untuk komunitas yang tumbuh bersama liga ini selama lebih dari satu dekade, kabar ini adalah tentang menemukan kembali rumah mereka di panggung Summoner’s Rift.

Bagikan
Ditulis Oleh

Aldonov Danoza

Berita Terkait