Sebuah unggahan di X/Twitter dari akun Zap Actu GTA6 sempat menghebohkan jagat maya dengan klaim “GTA 6 ALERT – EXTREMELY SERIOUS SITUATION.” Video singkat yang disebut-sebut sebagai gameplay bocoran Grand Theft Auto VI itu langsung viral, meraih lebih dari 8 juta tayangan dalam 24 jam sejak dipublikasikan pada 25 November.
Namun, seperti banyak “leak” GTA 6 sebelumnya, video tersebut bukanlah bocoran asli. Faktanya, itu hanyalah video AI-generated yang sengaja dibuat untuk menipu publik. Meski sudah dihapus, dampaknya tetap terasa karena banyak pengguna media sosial yang terlanjur mempercayainya.
Fenomena Deepfake di Dunia Gaming
Antusiasme luar biasa terhadap GTA 6 membuat publik mudah terjebak oleh konten palsu. Zap Actu GTA6 sendiri mengaku bahwa mereka tidak memiliki informasi nyata tentang game tersebut. “Segalanya sepenuhnya dihasilkan oleh AI. Tujuan saya hanya menunjukkan betapa mudahnya di tahun 2025 untuk menipu orang dengan ‘leak’ palsu,” tulis mereka.
Fenomena ini bukan hanya menimpa GTA 6. Industri hiburan secara luas juga menghadapi masalah serupa:
- Brian Cox pernah mengeluhkan deepfake dirinya di YouTube.
- Keanu Reeves menentang penggunaan wajahnya untuk iklan tanpa izin.
- Tom Hanks, Morgan Freeman, dan Jamie Lee Curtis juga menjadi korban imitasi AI yang digunakan untuk iklan atau konten viral.
Regulasi dan Tantangan Platform
YouTube sempat berjanji akan memperketat kebijakan terhadap konten “inauthentic” agar tidak bisa dimonetisasi, namun hingga kini masih banyak kanal yang memproduksi trailer palsu dengan bantuan AI. Tanpa regulasi jelas yang mewajibkan label pada konten generatif atau melarang penggunaan likeness tanpa izin, publik akan terus berisiko disesatkan.
Kasus terbaru juga muncul di Jepang, di mana pemerintah meminta OpenAI menghentikan pelanggaran hak cipta setelah aplikasi Sora 2 digunakan untuk membuat video berisi karakter anime dan game populer seperti One Piece, Pokémon, dan Mario. CEO OpenAI, Sam Altman, menyebut video tersebut sebagai “interactive fan fiction,” meski menuai protes keras.
Reaksi dan Dampak
Zap Actu GTA6 akhirnya meminta maaf, menyebut aksi mereka hanya untuk “menciptakan hype dan melihat reaksi orang.” Menurut mereka, sekitar 50% penonton percaya video itu nyata, sementara sisanya bisa mengenali bahwa itu hasil AI. Fakta ini menunjukkan betapa tipisnya batas antara konten asli dan palsu di era teknologi generatif.
Dengan semakin majunya teknologi AI, tantangan membedakan real gameplay dan fake leak akan semakin besar. Tanpa langkah nyata dari platform maupun regulasi pemerintah, fenomena seperti ini akan terus berulang, terutama untuk game besar seperti GTA 6 yang menjadi salah satu peluncuran paling dinanti dalam sejarah industri hiburan.