Mantan CEO Sony Sebut Kewalahan, Kurang Bujet Garap PlayStation Vita

PlayStation Vita, konsol handheld penerus PlayStation Portable yang rilis pada 2011 lalu ternyata tidak memiliki ekspektasi lebih meski ada beberapa game yang menjadi sukses berkat konsol tersebut, termasuk Gravity Rush, Tearaway, dan Persona 4 Golden.

Terjual bukan berarti balik modal, PlayStation Vita pun yang rilis secara global hanya terjual hingga 15 juta unit saja sebelum discontinue pada 2019 lalu, 65 juta unit lebih sedikit ketimbang Playstation Portable.

Shuhei Yoshida, selaku mantan CEO dari Sony pun bertanggung jawab dengan beberapa game maupun penggarapan unit PlayStation sejak 2008 lalu, sebelum ia resign pada 2019, ternyata sempat klaim beberapa pendapatnya di podcast Kinda Funny pada 16 Januari 2025 lalu.

Menurutnya, penjualan PlayStation Vita pun menurun dikarenakan Sony yang tidak berfokus untuk menggarap konsol handheld, dan bahkan berfokus ke game berbasis live service dan konsol PlayStation 4. Ini menjadi satu alasan mengapa Bloodborne, game first-party Sony tidak ada upgrade maupun remaster untuk PlayStation 5.

"Kami sudah membuat keputusan terkait beberapa part yang tidak sepenuhnya dibutuhkan. Contohnya memory card yang terdedikasi, yang mana pengguna membutuhkan memory card untuk mengakses save data yang membuat itu sebagai kesalahan terbesar.

Lalu touchpad di bagian belakang pun tidak sepenuhnya dibutuhkan, dan tim kami sudah membuat purwarupa yang lebih baik ketimbang PlayStation Vita, yang mana tidak membutuhkan biaya tambahan untuk itu," jelas Yoshida.

Patut disayangkan, PlayStation pun memiliki potensi besar untuk membawa konsol handheld tersebut mengorbit hingga puncak, dikarenakan spesifikasi dari PlayStation Vita pun terbilang lebih mutakhir ketimbang Nintendo 3DS, yang merupakan konsol pesaing.

Namun Sony berkata demikian, dimana demi melengkapi kesuksesan PlayStation 5, Sony malah merilis PlayStation Portal yang dirasa tidak diperlukan. Perangkat yang berpotensi besar tersebut hanya berfokus ke Remote Play yang terlalu bergantung dengan koneksi internet.