League of Legends Season 3 Hadirkan Doom Bots dan WASD Movement, Update Menarik untuk Nostalgia dan Rombak Total Summoners Rift

League of Legends Aldodanoza
Selasa, 12 Agustus 2025 15:24:03

League of Legends resmi memulai Season 3 di Patch 25.17 dengan deretan perubahan yang selama ini paling dinantikan komunitas. Riot Games menghadirkan kembali mode Doom Bots, mulai menguji kontrol WASD untuk pertama kalinya, serta menindak tegas praktik smurfing dan rank manipulation yang sering merusak ekosistem kompetitif.

Selain itu, pembaruan ini juga membawa visual update Xin Zhao setelah 14 tahun, skin baru, jungle timer individual, hingga sistem pelacakan Summoner Spell yang lebih baik.

Nostalgia dan Inovasi untuk Pemain Baru

Setelah absen hampir satu dekade, mode PvE ikonik Doom Bots kembali, tepat untuk suasana Halloween. Mode ini pernah menjadi konten favorit di era Garena sekitar tahun 2015–2017, dan kembalinya bisa jadi momen nostalgia bagi veteran LoL Indonesia.

Salah satu terobosan besar di Season 3 adalah uji coba WASD movement, sebuah fitur yang menarik untuk skena esports Indonesia.

Ketika LoL pertama kali masuk di bawah Garena, banyak pemain datang dari FPS yang terbiasa dengan WASD, sehingga adaptasi ke point-and-click jadi tantangan tersendiri. Dengan hadirnya opsi ini, Riot membuka peluang untuk menarik pemain baru dari basis game lain.

Xin Zhao, salah satu champion yang populer di kalangan pemain Indonesia, kini juga mendapat visual update penuh, dengan desain lebih matang dan sentuhan gaya Demacia-Ionia.

Perang Melawan Smurf dan Dampaknya ke Ekosistem Lokal

Mulai Patch 25.18, Riot akan mengambil langkah keras terhadap smurf, boosting, dan manipulasi peringkat. Akun-akun yang terbukti melakukan kecurangan akan diblokir, termasuk semua akun terkait. Langkah ini punya dampak langsung ke ekosistem esports Indonesia.

Di masa Garena, rank manipulation kerap jadi isu, dengan akun-akun high rank hasil boosting dijual bebas.

Praktik ini merusak integritas ranked ladder dan mempersulit talenta baru untuk ditemukan secara adil. Dengan sistem deteksi baru, peluang pemain Indonesia yang benar-benar grind untuk mendapat pengakuan bisa lebih besar. Hal ini juga dapat meningkatkan integritas kompetisi.

Harapan Baru untuk Esports LoL di Indonesia

Sejak transisi lisensi dari Garena ke Riot Games, scene LoL PC di Indonesia meredup. Meski begitu, komunitas masih bertahan di skala grassroots dan turnamen kampus. Dengan pembaruan besar di Season 3, terutama langkah anti-smurf dan kemudahan adaptasi kontrol, ada peluang bagi Riot untuk menghidupkan kembali ketertarikan di wilayah ini.

Apalagi, jika Riot mau menanam investasi ke turnamen lokal seperti yang dulu Garena lakukan. Dengan Worlds 2025 yang akan kembali ke Tiongkok, Riot tampaknya ingin memulai musim ini dengan energi positif, dan perpaduan konten nostalgia, fitur inovatif, dan kebijakan tegas bisa menjadi pondasi untuk memperkuat kembali basis pemain global, termasuk Indonesia.

Bagikan

Baca Artikel Asli