Honor of Kings World Champion Cup 2025 (KWC 2025) memiliki sistem undian playoff yang kini menjadi perbincangan hangat. Format ini membuka peluang unik bagi tim-tim non-KPL (di luar liga profesional Tiongkok) untuk menembus grand final, meskipun sangat bergantung pada keberuntungan hasil drawing.
Berdasarkan dokumen resmi turnamen, delapan tim yang lolos ke babak playoff dibagi menjadi dua pool. Pool atas (Top 4 Pool) terdiri dari dua tim undangan dari liga China (KPL) dan dua pemenang dari Group Kings Matches. Keempatnya akan diundi secara acak untuk menempati posisi atas pada empat bracket perempat final (QF1–QF4).
Sementara itu, Pool bawah (Bottom 4 Pool) mencakup dua tim yang kalah dari Group Kings dan dua tim pemenang dari Last Chance Stage. Mereka juga akan diundi ke sisi bawah setiap bracket.
Yang menjadi sorotan adalah tidak adanya aturan yang mencegah dua tim KPL (seperti AG Super Play dan TTG) berada di jalur bracket yang sama. Jika hasil undian menempatkan keduanya di dua posisi pertama (misalnya QF1 dan QF2), maka mereka akan saling bertemu di semifinal. Hal ini otomatis membuat sisi bracket lainnya (QF3 dan QF4) bebas dari tim KPL.
Dengan kata lain, setidaknya satu tim non-KPL akan dipastikan lolos ke grand final, jika skenario tersebut terjadi. Ini membuka kemungkinan besar bagi tim-tim dari wilayah di luar Tiongkok untuk menciptakan kejutan, selama mereka mampu memanfaatkan celah ini.
Format ini mengundang reaksi dari komunitas esports global yang mempertanyakan tingkat keseimbangan kompetitif di fase knockout, dan menegaskan kembali betapa pentingnya "keberuntungan" dalam proses undian sistem terbuka ini.