RRQ Kazu kembali menjadi salah satu tim unggulan di ajang Free Fire World Series (FFWS) SEA 2025 Fall. Namun di balik performa gemilang mereka di tahun ini, ada tantangan besar yang harus dihadapi, yakni jadwal kompetisi yang super padat dan potensi burnout para pemain.
Dalam wawancara eksklusif bersama Adi "Adi" Gustiawan atau yang biasa dikenal dengan Coach Adi, terungkap bagaimana RRQ mengelola tekanan dan tetap menjaga performa di level tertinggi.
Jadwal Padat, Burnout Mengintai RRQ Kazu
RRQ Kazu kala berlaga di FFWS SEA 2025 Spring - source: IG Coach Adi
Coach Adi tak menampik bahwa tahun 2025 menjadi salah satu musim tersibuk bagi RRQ. Selain turnamen tahunan dari developer, ada juga event third-party dan beberapa undangan internasional. “Alhamdulillah di tahun ini tuh banyak turnamen ya,” ujarnya. Meski bersyukur, ia juga mengakui bahwa jadwal yang terlalu padat bisa memicu burnout.
“Kita coba untuk maksimalkan biar nggak burnout. Karena mau gimana pun anak-anak juga butuh refreshing,” jelasnya. Menurutnya, menjaga kondisi psikologis pemain sama pentingnya dengan strategi permainan.
Pelatnas: Tantangan atau Solusi?
source: IG RRQ
Tim Free Fre RRQ juga tergabung dalam program Pelatnas, yang awalnya dianggap bisa menjadi kendala. Namun Coach Adi melihat sisi positif dari sinergi antara PBSI, tim RRQ, dan Developer (Garena). “Koordinasinya cukup kompleks dan intens, tapi bukan suatu kendala,” katanya.
Bahkan, pelatnas menyediakan program recovery untuk para pemain setelah turnamen, termasuk perawatan fisik dan mental. “Hal positif itu banyak terjadi di pelatnas,” tambahnya.
Dengan jadwal yang padat, tekanan dari pelatnas, dan persaingan regional yang makin ketat, RRQ tak hanya dituntut untuk bermain cerdas—mereka juga harus menjaga keseimbangan mental dan fisik para pemain. FFWS SEA 2025 Fall bukan sekadar turnamen, tapi ujian ketahanan dan strategi jangka panjang.
